Aceh Utara, newsataloen.com – Alarm darurat bencana berbunyi keras di Kabupaten Aceh Utara. Ribuan jiwa kini berada dalam ancaman langsung banjir susulan setelah sebuah tanggul vital penahan aliran Krueng Keureutoe di Kecamatan Lhoksukon dilaporkan runtuh total. Situasi ini memicu kekhawatiran mendalam dan ketegangan di masyarakat setempat, terutama karena belum ada perbaikan permanen yang terlihat di lokasi kejadian.
Aceh Utara sedang menghadapi skenario terburuk bencana hidrometeorologi. Curah hujan tinggi yang terus mengguyur wilayah hulu sungai memperparah kondisi ini, membuat air sungai meluap dengan leluasa melalui celah tanggul yang menganga dan mengancam permukiman warga di bantaran sungai.Kerusakan infrastruktur pengendali air ini bukanlah insiden minor yang bisa diabaikan. Berdasarkan pantauan di lapangan, sekitar 15 meter segmentasi tanggul telah ambruk sepenuhnya masing-masing terdapat Desa Pante, desa Ara dan beberapa desa di kecamatan Lhoksukon.
"Kami sekeluarga tidur tidak tenang, Pak. Ancaman air naik bisa terjadi kapan saja, terutama kalau hujan deras kembali turun. Sementara kondisi tanggul masih menganga terbuka seperti itu," ungkap Jami’an, salah satu perwakilan warga Desa Lhoksukon, menggambarkan kecemasan yang dirasakan oleh ratusan bahkan ribuan kepala keluarga di kawasan tersebut.
Warga kini hidup dalam ketegangan, memantau perkembangan cuaca dengan waspada dan siap siaga untuk mengungsi kapan saja jika kondisi memburuk.
Menanggapi desakan publik dan kekhawatiran warga terkait dugaan lambannya proses penanganan darurat ini, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Utara memberikan keterangan resmi.
Melalui sekretaris dinas, Ramli Nasution, dijelaskan bahwa terkait data spesifik mengenai dampak bencana dan informasi terkini penanganan di lapangan, arahan pimpinan menginstruksikan agar informasi tersebut diakses secara terpusat melalui Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Kominfosa) Aceh Utara.
“Izin, arahan dari pimpinan untuk data terkait dampak bencana, informasi dapat diakses melalui dinas Kominfo,” pungkas Ramli saat dihubungi media ini, Senin (15/12/2025).
Untuk memastikan transparansi dan akses informasi yang cepat kepada publik, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara kini menyediakan data pemantauan kerusakan secara real-time melalui portal informasi resmi mereka.
Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Dinas Kominfosa) Aceh Utara, melalui sekretaris Hamdani, S.Ag., M.Kom.I, menjelaskan bahwa skala kerusakan kali ini cukup signifikan dan membutuhkan penanganan darurat segera. Kerusakan tersebut bervariasi, mulai dari erosi kecil yang berpotensi meluas hingga jebolnya sebagian badan tanggul yang secara langsung mengancam permukiman.
"Ada 31 titik yang sudah kami identifikasi dan petakan, mengingat kita masih dalam periode musim hujan," ujar Hamdani, menekankan bahwa pemetaan ini krusial untuk respons cepat bencana.
Warga diimbau untuk tetap waspada dan mengakses informasi terkini melalui saluran resmi pemerintah daerah. (tim/red/ops/mi)

Post a Comment