
Malaysia, newsataloen.com - Sebanyak 16 Mahasiwa Universitas Almuslim, Bireuen , Aceh dari Program Studi Ilmu Hubungan Internasional (HI) 13 orang, Pendidikan Guru Sekolah DasPGSD) 3 orang dan 3 Dosen Pembimbing selesai melaksanakan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Kampung Aceh, Yan, Kedah, Malaysia .Kegiatan KKM ini digagas sejak tahun 2024 yang lalu, dan baru bisa terlaksana pada tahun 2025 ini, yang dimulai tanggal 21 Januari sampai 4 Februari 2025.
Kegiatan ini mendapat respon yang sangat baik dan luar biasa dari masyarakat di Kampung Aceh Kedah Malaisia. Masyarakat Aceh di Malaisia sebagian besar memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan orang Aceh di Indonesia, dan sudah menjadi keturunan ke-7 dan berkewarganegaraan Malaisia. Meskipun sudah hidup cukup lama di Malaisia, sejak tahun 1808, Orang-orang keturunan Aceh, Yan, Kedah ini masih menggunakan Bahasa Aceh dalam kesehariannya.
Kedatangan mahasiswa dari Universitas Almuslim dijamu dengan sangat baik, sebagaimana adat Pemulia Jamer ( Tamu ) yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat Aceh pada umumnya.
Dalam rangkaian kegiatan KKM ini juga dibarengi dengan persembahan Seni Budaya Aceh dari Sanggar Glopac Internasional (Global Achenese Performance of Art and Culture) Universitas Almuslim. Adapun Seni Budaya yang ditampilkan adalah Tarian Ranup Lampuan, Tarian Ratoh Jaro, dan Rapai Geleng.
“Kamo katrep ka meuhudep di sino, ( Kami sudah lama menetap disini ) tidak pernah menyaksikan seni budaya Aceh sungguh menyenangkan. Cukop rapi dan hormoni yang cukop indah. Tidak heran , tarian Aceh sering menang dalam event-enent internasional seperti kita nonton TV meskipun kami sudah hidup cukup lama di sini (Kampung Aceh Yan Kedah), namun kami belum pernah melihat persembahan seni budaya seperti ini.
Dengan kerapian dan harmoni yang sangat indah, tidak heran jika tarian Aceh sering menang dalam event internasional sebagaimana yang sering diberitakan. Ucap Tgk Jazni ni Gani, Direktur Kampung Acheh Management Center (KAMC).
“Kami sangat senang dengan respon positif dari masarakat Kampung Aceh Yan di Kedah. Tgk Jazni, Tgk Raman, Geuchik Abu Bakar, Cek Fauzi, Cut Nyak ‘ain, Cek Hamlah, dan banyak lagi orang kampung Aceh yang membantu kami. Setiap hari kami disuguhi makanan istimewa dari masyarakat setempat. Kegiatan KKM dan persembahan seni budaya Aceh ini diharapkan bisa ditampilakan secara regular di masa depan dan mengukuhkan Kampung Aceh Yan sebgai daerah wisata budaya”ujar Risky Noviaidi, ketua program Studi Ilmu Hubungan Internasioanl Universitas Almuslim sekaligus ketua rombongan dari Universitas Almuslim Aceh, Bireuen.
Tim Sanggar Glopac yang dilatih langsung oleh Zunuanis, S.Pd., M.Pd atau di Aceh beliau lebih dikenal dengan panggilan (Coco), sukses membuat penonton yang datang dari berbagai daerah terpukau. Setelah melaksanakan kegiatan di Kedah, Rombongan Mahasiswa kemudian berangkat ke Chow Kit untuk bertemu masyarakat Aceh di sana.
Rangkaian kegiatan terakhir adalah pertemuan dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur Malaysia. Pertemuan dilakukan untuk memaparkan kegiatan yang telah dilakukan di Malaysia dan rencana kegiatan selanjutnya yang tentunya sangat membutuhkan dukungan dari pihak KBRI di Malaysia.
“Penampilah seni budaya sebagaimana yang dilakukan oleh Rombongan dari Universitas Almuslim sangat penting, selain untuk memperkenalkan budaya namun juga untuk mengukuhkan kebudayaan itu sendiri dan menghindari klaim-klaim budaya Indonesia oleh negara lain,"ucap Pak Berhan A Muqtadir, Seorang Diplomat KBRI bagian Penerangan dan Sosial Budaya. (rls/red).
Post a Comment