Oleh : Prof Yuddy Chrisnandi
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Nasional
Indonesia memiliki hubungan historis dengan kedua negara di era kejayaan Unisovyet. Hubungan
ekonomi dagang antara Indonesia dengan keduanya terus meningkat prospektif ( USD 1,3 T dengan
Ukraine dan USD 2,7 T dengan Russia, 2021).
Indonesia adalah pasar ekonomi masadepan bagi keduanya. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia, penggagas Gerakan non-block, pemimpin ASEAN, Ketua G-20 tahun 2022, peran diplomasi Indonesia dibutuhkan oleh kepentingan kedua negara.
Lebih jauh dari itu, Indonesia menganut nilai-nilai universalisme dalam hubungan internasionalnya yang menentang segala bentuk agresi, pemaksaan kehendak, penggunaan kekuatan bersenjata, intervensi wilayah dan diplomasi jalan damai dalam penyelesaian sengketa.
Inilah politik Luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Pembelaan kita karena prinsip-prinsip Internasional yang kita anut. Bukan saatnya mengambil posisi ditengah saat kita tahu kebenaran ada di sebelah kiri atau kanan kita.
Indonesia tidak memiliki beban dan ketergantungan kepada Ukraina maupun Rusia.
Indonesia bisa mengambil sikap atas dasar keyaninan kebenaran yang kita anut. Inilah ujian bagi
Indonesia ditengah perang Ukraina yang membela diri dari serangan Russia .
Sekaligus amanat konstitusi kita bagi pemerintah untuk turut serta menjaga perdamaian dunia yang berdasarkan keadilan dan kemanusiaan. Kita meyakini, para pemimpin kita sadar akan hal ini, tergerak untuk melakukan
tindakan Diplomatiknya menghentikan perang di Ukraina demi perdamaian dunia. (Penutup)

Post a Comment