Bireuen, newsataloen.com - Suasana sunyi bila malam hari listrik padam. Rumah penuh lumpur. Tida lagi penghuni, semua sudah mengungsi ke desa tetangga. Karena hampir duapuluh persen lahan beserta rumah warga 'ditelan' sungai Peusangan akibat longsor dan banjir. Begitulah gambaran sepintas Desa Krueng Bekah Kecamatan Peusangan Selatan, bagaikan 'desa mati'.
Mustafa A Glangggang beserta tim relawannya berkunjung kedesa itu mera terharu, sempat menetes air mata, menyaksikan penderitaan warga Krueng Bekas, Peusangan Selatan Bireuen, Senin (15/12/25) kemaren.
Kepala Desa, Teuku Muna menyampaikan unek-unek curhat kepada Mustafa yang juga mantan anggota DPRD Aceh katanya, saat ini warga Krueng Bekah jumlah 300 orang 91 Kepala Keluarga. Semuanya terpaksa mengungsi ke Masjid Desa Lung Kuli dan kerumah sekolah SD Desa Ciprek. "Seratus persen desa kami tergenang bajir lumpur, sebahagian rusak total dan ada juga hanyut dibawa arus sungai," Kata Kepala Desa yang juga pegawai honorium Satpol PP Pemda.
Mustafa Glanggang hadir ke krueng bekah mengantarkan bantuan yang dikumpulkan dari donatur, termasuk kiriman dari perkumpulan tionghowa Banda Aceh, berupa beras, obat-abatan, sejumlah sandel jepit, pakaian dalam wanita dan cimilan untuk anak-anak, serta susu kotak.
Sedangkan mahasiswa Almuslim Peusangan yang ber-KKN di Krueng Bekah bahu membahu dengan membantu warga, termasuk memberi motivasi kepada anak-anak usia sekolah untuk tegar meghadapi cobaan longsor dan banjir.
Sementara itu, tim relawan Mustafa sempat juga singgah ke lokasi persiapan jembatan darurat di desa Tepin Redep Peusangan Selatan yang menghubungi Desa Awe Getah Kecamatan Peusangan Siblah Krueng Bireuen.
Seorang petugas Pengawas jembatan dari Banda Aceh mengatakan kepada Mustafa, paling cepat hari rabu atau selambat-lambatnya minggu ini sudah diuji coba Jembatan yang bisa membantu warga menyebrang arah Medan dan Banda Aceh.
Dua hari lalu, Mustafa A Glanggang, juga sudah mengunjungi Desa Kapa dan Desa Blang Panjo keduanya berada di kecamatan Peusangan induk. Khusus Desa Blang Panjo menampung sebahagian waga pengungsi dari Desa Pante Lhong yang dinilai sangat berat diterjang banjir.
Ruslan Tagana kepala Desa Blang Panjo, memperkirakan akhir Desember 2025 ini mungkin ada sebagian warga sudah bisa pulang secara permanen. Namun begitu, Ruslan yang pegawai Pemadam Pemda Bireuen, pihaknya tetap membuka dapur umum yang dipusatkan di Meunasah Blang Panjo.(rel/rizal jibro).

Post a Comment