 |
| Dadam Iswanda |
Banda Aceh, newsataloen.com - Perwakilan Ikatan Kekeluargaan Samadua Aceh Selatan (IKSAS), Dadam Iswanda, menanggapi polemik pemberitaan terkait pernyataan Ikatan Mahasiswa Pelajar Samadua (IMPS) yang mengkritik dugaan intervensi Camat Samadua terhadap keuchik dalam penerbitan rekomendasi tambang.
Dadam Iswanda menilai bahwa kritik yang disampaikan oleh Ketua IMPS, Fatan Sabilulhaq, merupakan bentuk kepedulian dan keberanian anak muda dalam mengawal tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan.
“Saya menghargai kritikan cerdas yang disampaikan oleh Adinda Fatan Sabilulhaq. Seharusnya Camat Samadua segera membuat pernyataan ke publik untuk mengklarifikasinya. Diam justru akan memperkuat dugaan publik,” ujar Dadam Iswanda di Banda Aceh, Sabtu (18/10/2025).
Menurut informasi yang ia terima, Fatan menyampaikan kritik tersebut karena memiliki foto surat rekomendasi tambang yang dimaksud, bahkan menyimpan rekaman yang menyebutkan bahwa rekomendasi tersebut diperintahkan oleh camat dan camat melakukannya atas arahan bupati Aceh Selatan.
“Kabarnya karena ada bukti rekaman, makanya Fatan menyatakan siap akan melaporkan ke Ombudsman RI Perwakilan Aceh jika rekomendasi tersebut tidak dibatalkan,” jelas Dadam Iswanda.
Ia menambahkan, bahkan langkah Fatan yang tidak menyebarkan rekaman tersebut ke media justru menunjukkan kebijaksanaan dan tanggung jawab moral untuk meminimalkan kegaduhan publik.
“Jadi, tudingan bahwa Fatan menciptakan kegaduhan tidaklah benar. Justru yang dibutuhkan sekarang adalah klarifikasi terbuka dari pihak camat agar tidak ada kesimpangsiuran di tengah masyarakat,” tegas Dadam Iswanda.
Dadam juga mengimbau agar semua pihak menahan diri dan mengedepankan komunikasi yang sehat. Menurutnya, kritik mahasiswa harus diterima sebagai bagian dari kontrol sosial, bukan dianggap sebagai serangan.
“Camat dan pemerintah daerah sebaiknya menanggapi dengan arif, karena transparansi dalam pengelolaan sumber daya alam adalah hal yang harus dijaga bersama,” pungkasnya. (rel)
إرسال تعليق