Narkoba dan Generasi Muda Aceh
Oleh: Usman Cut Raja
Kondisi Aceh hari depan dapat dilihat dari kondisi pemudanya saat ini. Kondisi pemuda Aceh sekarang ini adalah cerminan kondisi Aceh dimasa depan. Pemuda sebagai pemimpin Aceh dihari depan maka ditangan pemudalah yang akan menentukan kondisi Aceh selanjutnya.
Demikian pesan yang selalu disampaikan para pemimpin di Aceh sepanjang masa. Namun bagaimana jadinya jika pemuda Aceh saat ini banyak terlibat narkoba dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma hukum dan agama. Bagaimanakah jika Aceh kelak dipimpin oleh para pecandu narkoba, perampok, pencuri dan pemabok?.
Dapat dibayangkan bila kondisi itu yang terjadi maka marwah Aceh peninggalan endatu yang dikenal memiliki sopan santun yang tinggi akan tinggal kenangan dan Aceh akan babak belur. Gejala kehancuran moral sudah mulai dirasakan dan sudah sangat memprihatinkan. Pemuda lebih menyukai hiburan dunia dan jauh dari tempat tempat pengajian.
Mengingat sudah begitu menjamurnya pengaruh narkoba dikalangan remaja Aceh sekarang ini maka upaya penanggulangan dan pencegahan sudah sangat mendesak untuk dilakukan. Pencegahan tidak lagi cukup dengan himbauan tapi harus dengan tindakan nyara. Tindakan pencegahan tidak harus dengan tangkap dan penjara tapi banyak jalan lain bisa dilakukan.
Barangkali pendekatan melalui agama lebih bisa membantu, tinggal pola penerapannya saja, apa melalui pendidikan dayah atau pendidikan khusus lainnya yang dinilai mampu mencegah. Namun peran orang tua menjadi lebih utama. Orang tua dapat mengambil langkah-langkah seperti sering melakukan komunikasi. Komunikasi antar orang tua dan anak sangat dibutuhkan.
Mengingat penyalah gunaan narkoba sudah menjadi masalah global, maka Pemerintah Aceh perlu mencipkan pola penanggulangan secara tepat dan mencapai sasaran Kemudian menanggulangi masalah narkoba harus dilakukan secara terintegrasi yang melibatkan semua unsur dalam masyarakat.
Berkembangnya ide tes urine dikalangan masyarakat adalah suatu ide yang bagus dan perlu segera dilaksanakan secara menyeluruh. Barang siapa terindikasi mengkomsumsi narkoba harus ditindak sesuai hukum yang berlaku.
Kemudian dikalangan Dinas Pendidikan di Aceh juga harus berani melakukan test urine kepada para siswa SLTP-SLTA dan barang siapa terindikasi positif narkoba agar dikeluarkan dari sekolah dan disalurkan ke pusat rehabilitasi.
Di semua sekolah sekolah agar dilakukan razia terhadap para siswa yang dilakukan oleh guru-guru yang waktunya disesuaikan oleh masing masing sekolah. Alangkah baiknya lagi bila Dinas Kesehatan, Dinas Syariat Islam serta MPU bekerjasama dengan Polda Aceh untuk menerbitkan sebuah booklet yang berisikan tentang berbagai hal yang terkait dengan bahaya narkoba.
Bila perlu mantan pemakai narkoba yang sudah sadar perlu dilibatkan dalam kegiatan penyuluhan agar masyarakat langsung mengetahui latar belakang dan akibat mengkomsumsi narkoba. Kerja sama dengan tokoh-tokoh agama perlu dieffektifkan.
Dalam setiap khutbah, ceramah dan dakwah, para dai untuk selalu mengingatkan tentang bahaya narkoba. Masalah narkoba memang erat kaitannya dengan moral dan budaya. Maka merubah suatu budaya sangat sulit dan memerlukan waktu yang lama. Tapi jangan pernah menyerah demi kelansungan Aceh tetap dalam bingkai ber budaya Islami.
Post a Comment