/> SLB Jeumpa Bireuen, Mencerdaskan Anak Cacat

SLB Jeumpa Bireuen, Mencerdaskan Anak Cacat




Kabupaten Bireuen, newsataloen.com - Sekolah Luar Biasa (SLB) Jeumpa Kabupaten Bireuen,merupakan sekolah untuk mencerdaskan anak cacat(tuna netra,rungu , daksa dan grahita), ujar M Yahya SH,Kepala SLB Jeumpa Bireuen,Kamis (02/09) kepada tim media ini.

Sekolah ini yang memiliki rombongan belajar (rombel) 14 buah,mulai dari Taman Kanak Kanak Luar Biasa (TKLB) dua orang siswa, Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) delapan orang siswa.

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) sekitar tiga puluh orang siswa dan Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa (SMKLB) lima orang siswa,jadi ke-empat jenjang pendidikan ini jumlah siswa semuanya sekitar empat puluh tiga orang.

Pada SMKLB, menurut M Yahya SH,dua jurusan IT dan Tata Busana,yang sudah dibangun Ruang Keterampilan untuk praktek siswa dan jumlah tenaga pendidikan delapan orang.

Empat tenaga pendidikan (guru) tamatan pendidikan khusus lepasan Yogjakarta dan Bandung terdiri dari jurusan tuna netra satu orang guru, jurusan tuna rungu satu orang guru dan jurusan tuna grahita dua orang guru sedangkan jurusan umum empat orang guru.

Pendidikan khusus umumnya memiliki ijazah S1(sarjana) masing-masing M Yahya,Mazidah keduanya Jurusan tuna grahita lulusan Yogjakarta, Sabaruddin Jurusan tuna rungu UPI Bandung bersama Cut Mauliza jurusan tuna netra UPI Bandung,bahkan pula  Sekolah Luar Biasa SLB Jeumpa Bireuen, memiliki lima orang Tendik.

Dalam praktek siswanya pada ruang keterampilan dilengkapi berbagai fasilitas salahsatunya mesin jahit dan lainnya, menerima jahitan baju sekolah dan perkantoran, apalagi kini ada Lima orang siswa dari SMK Negeri 1 Peusangan Bireuen, sedang praktek di SMKLB,  guru pembimbing Zikra.

Siswa semua jenjang pada Sekolah Luar Biasa Jeumpa Bireuen, lokasi Gampong Cot Tarum Kecamatan Jeumpa, setiap hari antar jemput pakai kendaraan roda empat,masuk sekolah sekitar Pukul 07,45(zikir dan berdoa) pulang sekitar Pukul 13.00 WIB, saat proses belajar selalu menerapkan protokoler kesehatan pakai masker,cuci tangan.

Sekarang ini kendala bagi kami, kekurangan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam,Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Matematika masing masing satu orang guru, termasuk dua unit tempat cuci tangan wastafel .

Kepada Pemerintah Kabupaten Bireuen maupun Provinsi Aceh, dapat membantu tenaga pengajar dan beberapa unit westafel,semua siswa biaya pendidikan gratis, dari biaya operasional sekolah masih sangat tidak mencukupi, tambah M Yahya (rizal jibro). 

Post a Comment

Previous Post Next Post