Opini:Kebersihan Sebagian dari Iman, Mengapa Pasar Kita Masih Jorok?

Baca Juga

 

Oleh: Teuku Saifuddin Alba

Aceh Utara – Pepatah mengatakan "Kebersihan adalah sebagian dari iman". Kalimat ini bukan sekadar slogan, tetapi perintah moral yang seharusnya dipegang teguh oleh setiap individu, terutama di daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Namun sayang, pepatah tersebut seakan hanya menjadi hiasan bibir bagi sebagian masyarakat.

Pantauan langsung di Pasar Inpres Krueng Mane, Kecamatan Muarabatu, Aceh Utara, menunjukkan pemandangan yang memprihatinkan. Sampah berserakan di berbagai sudut, saluran pembuangan air tersumbat, dan bau menyengat menusuk hidung para pengunjung. Bukan hanya mengganggu kenyamanan, kondisi ini juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.

Padahal, pasar seharusnya menjadi pusat perputaran ekonomi rakyat yang bersih, tertata, dan nyaman. Kebersihan lingkungan bukan hanya tugas pemerintah atau petugas kebersihan pasar, melainkan tanggung jawab bersama—baik pedagang, pembeli, maupun pengelola pasar.

Jika setiap orang menanamkan kesadaran bahwa membuang sampah pada tempatnya adalah bagian dari ibadah, maka wajah pasar kita akan berubah. Anak-anak pun akan tumbuh dengan budaya bersih, dan dampaknya akan terasa pada kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Sudah saatnya kita berhenti menganggap sepele masalah sampah. Pemerintah daerah perlu memperketat pengawasan dan memberikan sanksi tegas bagi yang melanggar aturan kebersihan. Di sisi lain, masyarakat juga harus aktif berpartisipasi, mulai dari hal kecil seperti membawa kantong sampah sendiri atau membersihkan lapak dagangan setiap hari.

Kebersihan bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal iman, kesehatan, dan martabat. Jangan biarkan slogan "Kebersihan adalah sebagian dari iman" sekadar menjadi pajangan tanpa makna. Mari buktikan dalam tindakan nyata, agar pasar kita menjadi pusat ekonomi yang bersih, sehat, dan membanggakan. ***