/> Efisiensi Anggaran Pendidikan, Dr. Iswadi Beharap Generasi Masa Depan Bangsa Jangan Dikorbankan

Efisiensi Anggaran Pendidikan, Dr. Iswadi Beharap Generasi Masa Depan Bangsa Jangan Dikorbankan





Jakarta , newsataloen.com- Pendiri Pejuang Pendidikan Indonesia Dr. Iswadi, M.Pd. mengatakan Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembangunan suatu bangsa. Melalui pendidikan, negara bisa membentuk generasi yang cerdas, kritis, dan mampu bersaing di tingkat global. Namun, di tengah tantangan ekonomi yang semakin kompleks, isu efisiensi anggaran pendidikan menjadi perhatian utama.

Hal tersebut disampaikan nya kepada wartawan, Minggu 16 Februari 2025

Dr. Iswadi, M.Pd, seorang ahli pendidikan, menekankan pentingnya menjaga kualitas pendidikan tanpa mengorbankan generasi masa depan bangsa.

Dalam pandangannya, anggaran pendidikan yang efisien tidak hanya soal penghematan, tetapi juga tentang alokasi yang tepat untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dr. Iswadi berpendapat bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Negara yang berinvestasi dalam pendidikan akan mendapatkan hasil berupa SDM yang berkualitas, yang pada gilirannya akan menggerakkan perekonomian negara. Oleh karena itu, anggaran pendidikan harus dijadikan prioritas utama dalam setiap perencanaan pembangunan nasional. Namun, sering kali kita mendengar bahwa sektor pendidikan menjadi salah satu yang dipangkas ketika anggaran negara menghadapi defisit.

Hal ini, menurut Dr. Iswadi, adalah keputusan yang sangat merugikan, karena investasi dalam pendidikan tidak hanya membawa dampak langsung, tetapi juga efek jangka panjang yang sangat besar.

Efisiensi anggaran pendidikan yang dimaksud oleh Dr. Iswadi bukanlah sekadar penghematan, melainkan bagaimana mengelola anggaran tersebut agar dapat memberikan manfaat maksimal. Salah satu kunci efisiensi adalah memastikan bahwa dana yang ada dapat digunakan secara tepat sasaran. Misalnya, alokasi anggaran untuk infrastruktur pendidikan seperti pembangunan sekolah atau fasilitas pendukung lainnya harus memperhatikan kebutuhan yang paling mendesak. Begitu juga dengan dana untuk pengembangan kurikulum dan pelatihan guru, yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan zaman.

Efisiensi anggaran juga berarti menghindari pemborosan dalam penggunaan dana. Ini mencakup pengawasan yang ketat terhadap proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan pendidikan serta memastikan bahwa dana yang ada digunakan secara transparan dan akuntabel. Dengan adanya sistem yang baik, diharapkan anggaran yang terbatas dapat memberikan hasil yang maksimal bagi kualitas pendidikan.

Bagi Dr. Iswadi, salah satu faktor kunci dalam menciptakan pendidikan berkualitas adalah penguatan profesi guru. Tanpa guru yang kompeten, apapun anggaran yang digelontorkan ke sektor pendidikan tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, anggaran pendidikan harus mengalokasikan dana yang cukup untuk peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan dan sertifikasi. Dalam era digital seperti sekarang, guru harus dilengkapi dengan kemampuan untuk mengajar menggunakan teknologi, sehingga mereka dapat memberikan pengalaman belajar yang relevan dengan perkembangan zaman.

Selain itu, penguatan kualitas guru juga berarti memberikan penghargaan yang setimpal bagi para pendidik. Gaji dan tunjangan yang layak akan memotivasi guru untuk bekerja dengan sepenuh hati dan memberikan yang terbaik bagi siswa. Ini adalah investasi yang tidak boleh diabaikan, karena kualitas guru adalah penentu utama dalam keberhasilan pendidikan.

Dr. Iswadi juga mengingatkan bahwa anggaran pendidikan harus memperhatikan pemerataan akses pendidikan di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah tertinggal. Meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai, kesenjangan pendidikan antara kota dan desa masih cukup besar. Anggaran pendidikan harus mencakup program yang dapat mengatasi kesenjangan ini, seperti pembangunan sekolah di daerah terpencil, penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai, serta pemberian beasiswa untuk siswa yang kurang mampu.(red/rj).

Post a Comment

Previous Post Next Post