Aceh Utara, newsataloen.com - Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Transmission Assesment Survey (TAS) atau survey darah jari mengeliminasi Filariasis (penyakit kaki gajah), puluhan murid Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 30 Aceh Utara diambil sampel darah pada Selasa (16/11/2021).
Kegiatan survei ini dilakukan, karena madrasah tersebut terpilih dan ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI, dalam hal ini Dinas Kesehatan Aceh Utara sebagai salah satu madrasah di lingkungan Kementerian Agama Aceh Utara yang akan dilakukan kegiatan TAS tahun ini oleh tim kesehatan.
Demikian keterangan yang disampaikan Kepala MIN 30 Aceh Utara, H. Muhammad Yusuf, S.Pd.I kepada newsataloen.com, Selasa (16/11).
“Survei darah jari ini dilakukan terhadap murid kelas 1 dan 2. Dari jumlah 77 murid, hanya 52 murid yang hadir diambil darahnya untuk diperiksa, sedangkan 25 murid lagi tidak hadir ke madrasah”, ujarnya.
Menurutnya, ketidakhadiran sejumlah murid tersebut, mungkin saja berhalangan atau ada yang sakit, bahkan bisa jadi tidak bersedianya orangtua untuk dilakukan pengambilan sampel darah.
Muhammad Yusuf yang akrab disapa H. Yus juga menerangkan, untuk menghindari kesalahpahaman orangtua, pihaknya telah terlebih dahulu memberitahukan perihal pengambilan sampel darah dan juga tentang penyakit Kaki Gajah dan pencegahannya kepada orangtua murid melalui sosialisasi oleh pihak Puskesmas Baktiya beberapa hari sebelumnya.
“Orangtua berhak mengizinkan atau tidak dilakukan pengambilan sampel darah jari anaknya. Ada 25 orang murid kami yang tidak hadir ke madrasah, sehingga tidak dilakukan pengambilan sampel darah”, kata H. Yus.
Nurazmi, A. Md, AK Staf Laboratorium Puskesmas Baktiya yang ikut didampingi Azhari, A.Md, Kep dan Awida, AMAK dari Dinas Kesehatan Aceh Utara menuturkan, pelaksanaan kegiatan survei darah jari berjalan baik dan lancar berkat dukungan dari orangtua murid dan dewan guru, khususnya guru kelas 1 dan 2 serta kepala MIN 30 Aceh Utara.
Ia juga menyebutkan, survei ini dilakukan terhadap murid kelas 1 dan 2, yang hadir sebanyak 52 orang dari jumlah keseluruhan 77 orang dengan hasilnya negatif.
“Terimakasih atas kerjasama teman-teman dan pihak madrasah serta orangtua murid atas terlaksananya dengan tuntas kegiatan survey TAS 1 ini”, ucap Nurazmi.
Usai kegiatan survei, Neny Tripena, SKM petugas kesehatan dari Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas 1 Medan UPT Kementerian Kesehatan RI kepada media ini menuturkan, Filariasis (penyakit kaki gajah) merupakan penyakit menular yang mengenai saluran dan kelenjar limfe disebabkan oleh cacing filarial dan ditularkan oleh nyamuk.
“Penyakit ini bersifat kronis, dan bila tidak diobati dapat menimbulkan cacat menetap, berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin pada laki-laki maupun perempuan”, pungkas wanita asal Sumatera Utara ini. (Yoes).

إرسال تعليق