![]() |
| Dr Iswadi,M.Pd |
Jakarta, newsataloen.com - Dalam berbagai kesempatan, isu mengenai penyerapan anggaran pemerintah, khususnya di sektor pendidikan, selalu menjadi perhatian publik. Tidak sedikit anggaran yang telah disiapkan setiap tahunnya ternyata tidak terserap secara optimal karena berbagai faktor, mulai dari kendala administratif, keterlambatan pelaksanaan program, hingga perubahan kebijakan di tengah tahun anggaran.
Menanggapi hal ini, Dr. Iswadi memberikan pandangan yang konstruktif dan penuh kepedulian. Ia menyarankan agar dana yang tidak terserap tersebut tidak dibiarkan kembali ke kas negara tanpa manfaat langsung, melainkan dialihkan untuk peningkatan kesejahteraan guru. Dr. Iswadi, guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan. Keberhasilan program pendidikan tidak hanya bergantung pada kurikulum dan fasilitas, tetapi juga pada kesejahteraan tenaga pendidik.
Guru yang sejahtera akan memiliki semangat dan motivasi yang lebih tinggi untuk mengajar, berinovasi, serta memberikan pelayanan pendidikan terbaik bagi peserta didik.Memprioritaskan kesejahteraan guru merupakan langkah strategis untuk memperkuat kualitas pendidikan nasional secara berkelanjutan.Sering kali kita melihat dana pendidikan yang besar tidak sepenuhnya terserap di akhir tahun anggaran.
Padahal, jika dialihkan dengan tepat, dana tersebut dapat memberi dampak nyata bagi guru yang selama ini menjadi pilar utama pendidikan, ujar Dr. Iswadi. Ia menambahkan bahwa dalam kondisi ekonomi yang penuh tantangan seperti sekarang, langkah ini akan menjadi bentuk apresiasi nyata terhadap dedikasi para guru di seluruh pelosok negeri.
Dr. Iswadi menilai bahwa kebijakan pengalihan dana tidak terserap ini bisa diimplementasikan melalui mekanisme yang transparan dan akuntabel. Pemerintah daerah maupun pusat dapat melakukan pemetaan kebutuhan guru, seperti tunjangan tambahan, bantuan kesejahteraan, atau dukungan bagi peningkatan kompetensi.
“Jangan sampai dana kembali ke kas tanpa memberi manfaat. Kita harus kreatif mencari cara agar setiap rupiah benar benar kembali kepada masyarakat, terutama kepada guru yang berperan besar dalam mencerdaskan bangsa,” tegasnya.Selain soal tunjangan, Dr. Iswadi juga menyoroti pentingnya dukungan terhadap peningkatan kapasitas dan pengembangan profesional guru.
Ia menilai, dana yang tidak terserap bisa digunakan untuk program pelatihan, seminar, atau workshop yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan dana menjadi lebih produktif dan berdampak jangka panjang, tidak hanya sekadar bersifat konsumtif.
Pendapat Dr. Iswadi ini mendapat sambutan positif dari kalangan pendidikan. Banyak pihak menilai bahwa ide tersebut realistis dan relevan dengan kondisi saat ini. Selama ini, guru sering kali menghadapi berbagai keterbatasan, baik dari segi fasilitas maupun dukungan kesejahteraan. Di sisi lain, terdapat anggaran yang belum dimanfaatkan sepenuhnya karena hambatan birokrasi. Mengalihkan dana yang tidak terserap menjadi bentuk perhatian nyata terhadap guru merupakan solusi yang saling menguntungkan.
Kesejahteraan guru juga berpengaruh langsung terhadap kualitas pendidikan nasional. Guru yang sejahtera akan lebih fokus dalam melaksanakan tugasnya, tidak terbebani oleh persoalan ekonomi, dan memiliki waktu serta energi untuk terus mengembangkan diri. Kondisi ini pada akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dalam jangka panjang, hal ini juga akan memperkuat daya saing sumber daya manusia Indonesia di tingkat global.
Dr. Iswadi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi profesi guru dalam memastikan kebijakan ini berjalan efektif. Ia menilai, jika dilakukan dengan koordinasi yang baik, pengalihan dana tidak terserap ini dapat menjadi model kebijakan yang adaptif dan solutif, terutama di masa masa sulit seperti pasca pandemi atau saat terjadi tekanan ekonomi nasional. (red/rizal jibro).

إرسال تعليق