![]() |
| Dr.Iswadi,M.Pd |
Jakarta, newsataloen.com - Dalam dinamika politik global yang semakin kompleks dan penuh kepentingan, kehadiran suara yang jernih, tegas, dan berakar pada nilai kemanusiaan menjadi hal yang amat langka. Oleh karena itu, pidato Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) baru-baru ini, mendapatkan apresiasi yang tinggi dari berbagai kalangan, termasuk dari akademisi dan Tokoh Pendidikan nasional, Dr. Iswadi.
Dalam pernyataannya, Dr. Iswadi menyampaikan penghargaan yang mendalam atas keberanian dan kejelasan moral yang ditunjukkan Presiden Prabowo dalam menyuarakan dukungan penuh terhadap kemerdekaan Palestina. Menurutnya, pidato tersebut bukan sekadar bentuk diplomasi formal, melainkan cerminan dari jati diri bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kemerdekaan, keadilan, dan solidaritas kemanusiaan
Hal tersebut disampaikan nya kepada wartawan Melalui pesan WhatsApp,, Selasa 23 September 2025
Pidato Presiden Prabowo di forum internasional itu menunjukkan dengan jelas bahwa Indonesia masih setia pada garis konstitusionalnya: menentang segala bentuk penjajahan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan, ujar Dr. Iswadi.
Ia menilai, keberanian Presiden Prabowo menyampaikan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, di tengah atmosfer politik global yang tidak selalu berpihak pada korban, adalah sebuah sikap yang mencerminkan integritas kepemimpinan. Dalam pidato tersebut, Prabowo tidak hanya menyuarakan keprihatinan atas tragedi kemanusiaan yang menimpa rakyat Palestina, tetapi juga mengajak negara-negara dunia untuk bersatu dalam menyuarakan keadilan yang telah lama ditangguhkan.
Lebih dari itu, Presiden Prabowo menyampaikan komitmen nyata: bahwa Indonesia siap mendukung upaya pemulihan kemanusiaan di Palestina, termasuk dengan pengiriman bantuan, evakuasi korban luka, perawatan medis, dan dukungan pendidikan bagi anak-anak Palestina yang terdampak konflik. Bagi Dr. Iswadi, ini adalah bentuk diplomasi yang tidak hanya berhenti pada kata-kata, tetapi menjelma menjadi aksi nyata.
Ini bukan pidato basa-basi. Ini adalah pernyataan sikap. Dan sikap ini lahir dari akar sejarah perjuangan bangsa kita sendiri, kata Dr. Iswadi. Ia merujuk pada warisan diplomasi luar negeri Indonesia yang sejak awal berdiri telah berdiri di sisi bangsa-bangsa yang tertindas, termasuk Palestina.
Dalam pidato tersebut, Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya penegakan hukum internasional dan penghormatan terhadap nilai nilai kemanusiaan universal. Seruan agar semua pihak, termasuk negara-negara besar, menghormati hukum humaniter internasional adalah panggilan yang tegas namun bermartabat. Bagi Dr. Iswadi, ini adalah contoh nyata bagaimana seorang pemimpin dapat menggunakan forum internasional bukan untuk retorika politik semata, tetapi untuk memperjuangkan prinsip.
Ia juga menyoroti bagaimana Prabowo mengangkat suara rakyat kecil yang menjadi korban utama konflik anak anak, perempuan, tenaga medis, dan warga sipil yang tak bersalah. Dalam forum global yang sering diwarnai oleh kepentingan politik, keberanian menyuarakan penderitaan mereka adalah bentuk keberpihakan yang tidak ternilai.
Pidato ini memperlihatkan bahwa Indonesia tidak tinggal diam di hadapan ketidakadilan. Sebaliknya, Indonesia hadir sebagai bangsa yang mengajak dunia untuk kembali kepada nurani kemanusiaan, ujar Dr. Iswadi dengan tegas.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa dukungan terhadap Palestina tidak boleh berhenti pada tataran diplomasi dan simbolisme. Pidato Presiden Prabowo, menurutnya, harus dijadikan pijakan untuk langkah langkah lebih lanjut yang konkret dan berkelanjutan baik dalam kerangka diplomasi bilateral, multilateral, maupun dalam gerakan solidaritas masyarakat sipil.
Ia mendorong agar Indonesia terus memainkan peran aktif dalam mendorong proses perdamaian yang adil dan bermartabat, sekaligus memastikan bahwa suara rakyat Palestina tidak tenggelam(rel/rj).

Post a Comment