/> Jejak Pemimpin Muda: Dari PII Muara Tiga ke Panggung Nasional

Jejak Pemimpin Muda: Dari PII Muara Tiga ke Panggung Nasional

 

Dr.Iswadi,M.Pd

Jakarta, newsataloen.com - Di sebuah kecamatan kecil bernama Muara Tiga di Kabupaten Pidie, Aceh, lahir seorang pemuda dengan semangat besar yang kelak menorehkan jejak kepemimpinan hingga ke panggung nasional. Dialah Dr. Iswadi, M.Pd., sosok yang membuktikan bahwa asal-usul bukanlah batas untuk bermimpi besar, apalagi untuk mengabdi dan memberi dampak nyata bagi bangsa.

Perjalanan inspiratif Dr. Iswadi dimulai dari lingkungan sederhana di mana semangat belajar dan jiwa kepemimpinan mulai tumbuh. Sejak muda, ia dikenal aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan dan pendidikan. Namun titik balik yang paling berkesan dalam hidupnya adalah ketika ia bergabung dengan Pelajar Islam Indonesia (PII) , sebuah organisasi pelajar yang menanamkan nilai nilai keislaman, intelektualisme, dan kepemimpinan.

Di PII Komisariat Muara Tiga, Dr. Iswadi menempa karakter dan mentalnya. Ia belajar bukan hanya bagaimana menjadi pelajar yang cerdas, tetapi juga pelajar yang peduli dan tangguh menghadapi tantangan zaman. Melalui pelatihan kepemimpinan, diskusi intelektual, serta aksi sosial yang dilaksanakan organisasi, ia menjelma menjadi sosok muda yang matang dalam berpikir dan bertindak.

Tak lama, keaktifannya membawanya dipercaya memimpin sebagai Ketua Komisariat PII Muara Tiga. Dari sinilah kiprahnya mulai diperhatikan. Di bawah kepemimpinannya, komisariat tersebut tidak hanya aktif menjalankan program internal, tetapi juga mulai menjalin kolaborasi dengan masyarakat sekitar. Dr. Iswadi mendorong pelajar-pelajar lain agar tidak hanya menjadi penonton di tengah perubahan, tetapi turut menjadi agen perubahan itu sendiri.

Semangat untuk terus belajar membawanya melanjutkan pendidikan tinggi hingga meraih gelar Doktor Pendidikan (Dr., M.Pd.). Sebuah pencapaian luar biasa bagi seorang anak kampung yang dulu harus menempuh jalan berlumpur untuk sampai ke sekolah. Namun bagi Dr. Iswadi, gelar bukanlah akhir, melainkan bekal untuk mengabdi lebih luas.
Jakarta, sebagai pusat pemerintahan dan peradaban bangsa, menjadi medan baru yang ia taklukkan. Di tengah ketatnya persaingan dan kompleksitas kehidupan ibu kota, Dr. Iswadi tidak kehilangan jati diri. Ia tetap membawa nilai-nilai kejujuran, keikhlasan, dan integritas yang dulu ditanamkan oleh para mentor di PII. Ia aktif dalam berbagai forum pendidikan, organisasi masyarakat, dan advokasi kebijakan, hingga dikenal sebagai sosok pendidik sekaligus pemimpin muda yang vokal memperjuangkan akses pendidikan yang adil dan berkualitas.

Apa yang membedakan Dr. Iswadi dari banyak tokoh lainnya adalah konsistensinya dalam menjaga akar perjuangan . Ia tidak melupakan tempat asalnya. Berkali kali ia kembali ke daerah untuk memberi pelatihan, membangun jaringan pendidikan, dan membina generasi muda di kampung halamannya melalui Alumni sekolah. Ia sadar, bahwa keberhasilannya di ibu kota tidak akan berarti tanpa kontribusi nyata untuk daerah.

Kisah hidup Dr. Iswadi adalah bukti nyata bahwa kepemimpinan tidak ditentukan oleh tempat lahir atau latar belakang sosial, tetapi oleh keberanian untuk bermimpi dan konsistensi dalam berproses. Dari Muara Tiga yang sunyi ke Jakarta yang hiruk pikuk, dari ruang kelas sederhana hingga podium podium nasional, jejak perjuangan Dr. Iswadi adalah warisan inspirasi bagi generasi muda.

Di tengah tantangan bangsa yang semakin kompleks, Indonesia membutuhkan lebih banyak sosok seperti Dr. Iswadi pemimpin muda yang tumbuh dari rakyat, untuk rakyat. Dan mungkin, hari ini di Muara Tiga, sedang tumbuh anak-anak muda yang kelak akan mengikuti jejaknya. ***

Baca juga artikel lainnya di Google News 




Post a Comment

Previous Post Next Post