ekonomi
Aceh Utara, newsataloen.com -Pembangunan industri produksi garam tradisional di Gampong Glumpang Sulu Timu, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara terus dipacu yang dimotori kelompok BUMG bermotto “Gelumpang Sulu Timu Maju” dengan nemproduksi garam.
Keusyik Gampong Gelumpang Sulu Timu, Muhammad Wali dalam perbincangan bersama Kapolsek Dewantara Iptu Subhihan Afwan Ardhi , Imum Mukim Kemukiman Krueng Geukueh, Tgk H Abdullah H Achmad, Kamis, 1/9) menuturkan, gampong Gelumpang Sulu Timu sedang berupaya memanfaatkan potensi laut secara ekonomis di berbagai bidang misalnya pariwisata, perikanan dan usaha garam tradisional.
Dijelaskan, tekait industri garam yang sedang dirintis yaitu dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah, hingga membuka peluang cukup besar terhadap faktor ekonomi masyarakat karena garam tradisional masih diterima di pasar bahkan memiliki konsumen setia.
Diantara yang sudah tersedia dalam rangka pengembangan industri garan tersebut antaranya lahan yang terletak di depan dan samping kompleks perumahan nelayan dan sudah terbangun beberapa bangunan sebagai tempat penampungan bahan bahan yang dibutuhkan dan untuk proses selanjutnya sedang menunggu kebijakan Kementerian Kelautan
Muhammad Wali menjelaskan juga terhadap pembuatan garam yang sudah menjadi kearifan lokal turun temurun di gampong Gelumpang Sulu Timu yang dimulai dengan cara menggaruk-garuk pasir yang ada di pesisir laut dan ditumpuk hingga beberapa gundukan. Kemudian, tumpukkan pasir kering tersebut dimasukkan ke dalam wadah atau bak yang disebut sebagai “jantan”.
Selanjutnya air laut dari saluran primer diambil menggunakan ember dan dituangkan ke dalam bak filter untuk ditiriskan. Tirisan air laut akan menetes ke bawah ditampung menggunakan wadah baskom besar. Air laut tirisan tersebut bisa direbus menggunakan beulanga besar. Biasanya setelah 6 jam perebusan maka akan menghasilkan butiran-butiran garam halus. Selanjutnya setelah diangin-anginkan garam-garam tersebut dimasukkan dalam karung-karung, dibungkus lalu dijual. Kegiatan tersebut bisa dilakukan setiap harinya jika cuaca tidak hujan. (Ucr)
Gampong Gelumpang Sulu Timu Maju
Keusyik Gampong Gelumpang Sulu Timu, Muhammad Wali dalam perbincangan bersama Kapolsek Dewantara Iptu Subhihan Afwan Ardhi , Imum Mukim Kemukiman Krueng Geukueh, Tgk H Abdullah H Achmad, Kamis, 1/9) menuturkan, gampong Gelumpang Sulu Timu sedang berupaya memanfaatkan potensi laut secara ekonomis di berbagai bidang misalnya pariwisata, perikanan dan usaha garam tradisional.
Dijelaskan, tekait industri garam yang sedang dirintis yaitu dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah, hingga membuka peluang cukup besar terhadap faktor ekonomi masyarakat karena garam tradisional masih diterima di pasar bahkan memiliki konsumen setia.
Diantara yang sudah tersedia dalam rangka pengembangan industri garan tersebut antaranya lahan yang terletak di depan dan samping kompleks perumahan nelayan dan sudah terbangun beberapa bangunan sebagai tempat penampungan bahan bahan yang dibutuhkan dan untuk proses selanjutnya sedang menunggu kebijakan Kementerian Kelautan
Muhammad Wali menjelaskan juga terhadap pembuatan garam yang sudah menjadi kearifan lokal turun temurun di gampong Gelumpang Sulu Timu yang dimulai dengan cara menggaruk-garuk pasir yang ada di pesisir laut dan ditumpuk hingga beberapa gundukan. Kemudian, tumpukkan pasir kering tersebut dimasukkan ke dalam wadah atau bak yang disebut sebagai “jantan”.
Selanjutnya air laut dari saluran primer diambil menggunakan ember dan dituangkan ke dalam bak filter untuk ditiriskan. Tirisan air laut akan menetes ke bawah ditampung menggunakan wadah baskom besar. Air laut tirisan tersebut bisa direbus menggunakan beulanga besar. Biasanya setelah 6 jam perebusan maka akan menghasilkan butiran-butiran garam halus. Selanjutnya setelah diangin-anginkan garam-garam tersebut dimasukkan dalam karung-karung, dibungkus lalu dijual. Kegiatan tersebut bisa dilakukan setiap harinya jika cuaca tidak hujan. (Ucr)
Via
ekonomi
Posting Komentar