Aceh Utara, newsataloen.com -Diawali dengan Rapat pembentukan Panitia Pengadaan Tanah Wakaf Pembangunan Masjid Al Mujtaba Simpang KKA Glumpang Tutong Kecamatan Dewantara Aceh Utara, bertempat di Meunasah Gampong Ulee Pulo pada tanggal 23 September 2021 yang mendapat dukungan penuh dari semua yang hadir.
Dalam rapat tersebut, Ketua Umum terpilih Tgk Yusuf Beransah, SE kepada media ini, Minggu (12/6/2022) mengatakan rencana anggaran untuk lahan seluas, 2552 meter persegi, sekitar Rp 2 miliyar lebih. Dari nilai tersebut semua merupakan hibbah dari donator.
“Pengumpulannya dilakukan panitia anggaran mulai tingkat desa, kecamatan Dewantara, kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh hingga tingkat nasional,”sebutnya.
Lalu pada tanggal 23 Oktober 2021 Tgk H Hasanoel Bashry (Abu Mudi) Samalanga melantik dan mempeusijuek (menepung tawari) Panitia Pembebasan tanah wakaf Masjid Al Mujtaba, Tgk Geulumpang Tutong di Simpang KKA, Gampong Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara.
Pelantikan yang turut dihadiri Bupati Aceh Utara, H Muhammad Thaib, Kepala Dinas Pendidikan Dayah, Aceh Utara, Tgk H Abdullah Hasbullah, SAg, MSM, Anggota DPR Aceh Dapil 5 Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, Fakhrurrazi H Cut dan Muslim Syamsuddin, ST, MAP, Ketua DPRK Aceh Utara Arafat dan Anggota DPRK Aceh Utara Tgk H Saifannur H Cut, Sofiyan Hanafiah, Muhammad Wali, Muspika Dewantara dan sejumlah alim ulama setempat.
Dalam sambutannya saat pelantikan Abu Mudi menyebutkan bahwa, besarnya balasan Allah bagi orang yang membangun rumah ibadah, maka mari berderma dengan menyisihkan belanja untuk membangun masjid.
“Setiap orang yang membangun masjid, maka Allah akan membangun rumah baginya di surga, maka saya ajak seluruh masyarakat untuk menyisihkan pendapatannya demi ikut membangun masjid”, pinta Abu Mudi dalam kata sambutannya.
Sementara Bupati Aceh Utara, H.Muhammad Thaib meminta agar panitia terus mengadakan berbagai pertemuan lanjutan bersama semua komponen masyarakat untuk dapat mengajak mereka ikut serta dalam membantu agama Allah seperti membangun masjid.
“Panitia dapat mengajak Muspika, bersama para geuchik untuk bermusyawarah dan bila perlu dapat mempergunakan dana perdesa untuk membangun mesjid, agar desa tidak hanya membangun saluran, marilah ikut serta dalam membangun masjid”, ajaknya.
Sementara Ketua Panitia Tgk Yusuf Beuransah, SE saat ditemui Media ini Minggu lalu menjelaskan, masjid yang sedang dalam proses pengumpulan dana hibbah ini nantinya dipergunakan oleh masyarakat Gampong Uteun Geulinggang, Ulee Pulo, Paloh Lada dan Gampong disekitarnya sebagai jama’ah tetap, Maka untuk kepentingan tersebut diperlukan pengadaan tanah wakaf yang pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah dan masyarakat.
“Masjid Al Mujtaba yang akan dibangun tersebut membutuhkan tanah seluas 2.552 meter untuk pembangunan tahap pertama, dengan harga tanah Rp 900.000/meter, sementara tanah yang telah disumbangkan dalam bentuk wakaf oleh berbagai unsur masyarakat seluas 780 meter”, urai Yusuf Beuransah.
Rincian pembayaran, Juli 2021 Rp. 100 juta, lalu pada Desember 2021 Rp. 500 juta, Maret 2022 Rp. 1050 juta total lebih kurang Rp. 1.650 juta dan sisanya sekitar Rp. 650 juta lagi. Insya Allah kami jadwalkan akhir Juli 2022 atau setelah Hari Raya Idul Adha 1443 H akan dilakukan peletakan batu pertama
Ditempat terpisah salah seorang tokoh lainnya, Tgk Faisal ikut memberi komentar kalau “Masjid Al Mujtaba" Simpang KKA yang akan dibangun nanti tidak terlepas dari keberadaan masjid ini sebagai salah satu kenangan terhadap sejarah pabrik Kertas Kraft Aceh (KKA) yang sekarang sedang dalam proses liquidasi dan peristiwa tragedi Simpang KKA. (Ucr)
Post a Comment