
Bireuen, newsataloen.com - Putusnya beberapa jembatan rangka baja bukan hambatan bagi relawan yang ingin mengantarkan bantuan korban banjir dan longsor,Sebut Mustafa A Glangggang mantan Bupati Bireuen, kembali aksinya di jembatan Pante Lhong Peusangan, dengan perahu mengantarkan ke Desa Dayah Baro, Rabu (10/12/2025).
Perjalan dari Pante Lhong ke Dayah Baru Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, melalui lima desa yang berimbas banjir, sepanjang jalan dilalui kelihatan hamparan sawah kiri dan kanan lebih 100 hektar sudah rata digenang lumpur.
Menurut Mustafa Glanggang, diperkirakan dalam jangka waktu 3 sampai 4 kali musim tanam sawah petani bakal tidak berfungsi. "Kami sangat mengharapkan pemerintah membatu rekontruksi sawah berfungsi kembali," begitu? harapan Sekdes Dayah Baru Peusangan Siblah Krueng, Almizan.
Adapun penduduk Dayah Baro sekitar 586 jiwa dari 171 kepala keluarga. Sampai saat ini dibeberapa rumah penduduk desa Dayah Baro masih terkenang air. Pada saat banjir hari pertama sampai hari ketiga semua rumah penduduk tergenang air di dalam rumah mereka antara 50 cm sampai 1 meter lebih.
Semua peralatan dapur untk memasak hanyut dan hancur diterjang banjir. "Terimakasih Bapak telah mengantarkan bantun ke desa kami." kata Sekretaris Desa Dayah Baro, Almizan, sembari memperlihatkan kegiatan ibu-ibu sedang memasak di dapur umum.
Adapun lima desa yang dilalui Tim Relawan Mustafa dengan mobil pik up menuju Dayah Baru yaitu Desa Kubu, desa Pante Baro Gle, Desa Pante Baro Kumbang dan Desa Lhoundanen, kelima desa itu di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng Bireuen.
Dalam perjalanan sekitar menuju Daya Baru sekitar 4 Km itu, kelihatan semua desa sudah porak poranda. Ada rumah kl hancur tertimbun tanah.Sementara kebun rambutan, kebun jeruk bali (giri matang), kebun pisang, dan kebun lain hancur tidak bisa dipergunakan lagi.
Kondisi lain yang tidak kalah menyedihkan, dibeberapa halaman rumah lebih satu meter tinggi, tertimbun lumpur sampai menutup badan jalan. Warga berinisiatif membersikan lumpur tersebut sehingga tinggi lumpur dangan bandan jalan ada mencapai 30cm sampai 50cm.
"Jalan yang kita lalui ini seperti berjalan dalam sungai kering," kata Awi seorang anggota Tim Relawan Mustafa Glanggang sambil berdiri dalam bak belakang mobil pik up.
Sehari sebelumnya, Selasa (09/12/2025) Tim Relawan Mustafa mengunjungi Tepen Mane dan Leboh Iboh mengunakan getek sungai Peusangan. Tim Relawan Mustafa sudah tiga kali turun membagi bantuan korban banjir.
Bantuan donasi melalui Kantor Samping Hotel Graha Buana Jalan Laksamana Malahayati Bireuen, menerima berupa bahan pokok, obat-obatan, peralatan ibadah dan uang tunai, jelas Mustafa Glanggang. (rel/rizal jibro).
Perjalan dari Pante Lhong ke Dayah Baru Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, melalui lima desa yang berimbas banjir, sepanjang jalan dilalui kelihatan hamparan sawah kiri dan kanan lebih 100 hektar sudah rata digenang lumpur.
Menurut Mustafa Glanggang, diperkirakan dalam jangka waktu 3 sampai 4 kali musim tanam sawah petani bakal tidak berfungsi. "Kami sangat mengharapkan pemerintah membatu rekontruksi sawah berfungsi kembali," begitu? harapan Sekdes Dayah Baru Peusangan Siblah Krueng, Almizan.
Adapun penduduk Dayah Baro sekitar 586 jiwa dari 171 kepala keluarga. Sampai saat ini dibeberapa rumah penduduk desa Dayah Baro masih terkenang air. Pada saat banjir hari pertama sampai hari ketiga semua rumah penduduk tergenang air di dalam rumah mereka antara 50 cm sampai 1 meter lebih.
Semua peralatan dapur untk memasak hanyut dan hancur diterjang banjir. "Terimakasih Bapak telah mengantarkan bantun ke desa kami." kata Sekretaris Desa Dayah Baro, Almizan, sembari memperlihatkan kegiatan ibu-ibu sedang memasak di dapur umum.
Adapun lima desa yang dilalui Tim Relawan Mustafa dengan mobil pik up menuju Dayah Baru yaitu Desa Kubu, desa Pante Baro Gle, Desa Pante Baro Kumbang dan Desa Lhoundanen, kelima desa itu di Kecamatan Peusangan Siblah Krueng Bireuen.
Dalam perjalanan sekitar menuju Daya Baru sekitar 4 Km itu, kelihatan semua desa sudah porak poranda. Ada rumah kl hancur tertimbun tanah.Sementara kebun rambutan, kebun jeruk bali (giri matang), kebun pisang, dan kebun lain hancur tidak bisa dipergunakan lagi.
Kondisi lain yang tidak kalah menyedihkan, dibeberapa halaman rumah lebih satu meter tinggi, tertimbun lumpur sampai menutup badan jalan. Warga berinisiatif membersikan lumpur tersebut sehingga tinggi lumpur dangan bandan jalan ada mencapai 30cm sampai 50cm.
"Jalan yang kita lalui ini seperti berjalan dalam sungai kering," kata Awi seorang anggota Tim Relawan Mustafa Glanggang sambil berdiri dalam bak belakang mobil pik up.
Sehari sebelumnya, Selasa (09/12/2025) Tim Relawan Mustafa mengunjungi Tepen Mane dan Leboh Iboh mengunakan getek sungai Peusangan. Tim Relawan Mustafa sudah tiga kali turun membagi bantuan korban banjir.
Bantuan donasi melalui Kantor Samping Hotel Graha Buana Jalan Laksamana Malahayati Bireuen, menerima berupa bahan pokok, obat-obatan, peralatan ibadah dan uang tunai, jelas Mustafa Glanggang. (rel/rizal jibro).
Post a Comment