![]() |
Dr.Iswadi,M.Pd |
Jakarta, newsataloen.com - Sekolah Rakyat sebagai bentuk pendidikan alternatif memiliki peran penting dalam menciptakan akses pendidikan yang adil dan merata, khususnya bagi kelompok masyarakat marjinal atau yang berada di wilayah terpencil. Dalam konteks ini, peran seorang kepala sekolah menjadi sangat krusial. Kepala Sekolah Rakyat bukan hanya sebagai pemimpin administratif, tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan sosial, agen transformasi, sekaligus penjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan.
Dr. Iswadi, M.Pd, Kamis (22/05), mengatakan,seorang pakar pendidikan yang fokus pada pendidikan inklusif dan transformasional, telah merumuskan sejumlah kriteria ideal bagi calon kepala Sekolah Rakyat agar mampu menjawab tantangan dan kebutuhan yang kompleks tersebut.
Pertama, menurut Dr. Iswadi, kepala Sekolah Rakyat harus memiliki jiwa kepemimpinan yang transformatif dan visioner karena Kepemimpinan transformatif berarti mampu menginspirasi, memotivasi, dan membawa perubahan nyata dalam lingkungan sekolah serta komunitas sekitarnya. Kepala sekolah harus memiliki visi yang jelas tentang arah dan tujuan pendidikan di Sekolah Rakyat, serta mampu menerjemahkan visi tersebut menjadi program-program konkret yang menyentuh kebutuhan riil peserta didik dan masyarakat. Ia harus berani melakukan inovasi, keluar dari pola-pola lama yang tidak relevan, serta adaptif terhadap dinamika sosial dan budaya lokal.
Kedua, calon kepala Sekolah Rakyat ideal menurut Dr. Iswadi adalah mereka yang memiliki kepedulian sosial dan komitmen terhadap keadilan pendidikan karena Sekolah Rakyat hadir bukan semata-mata untuk mengisi kekosongan lembaga formal, tetapi sebagai bentuk perjuangan sosial untuk memperjuangkan hak-hak pendidikan anak-anak dari kelompok yang selama ini termarjinalkan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki empati yang tinggi, serta dorongan moral untuk melayani, bukan sekadar mengelola. Kepedulian terhadap nasib peserta didik, keluarga mereka, serta komunitas di sekitar sekolah harus menjadi landasan dalam setiap pengambilan keputusan.
Ketiga, dari aspek profesionalisme, Dr. Iswadi menekankan pentingnya kompetensi pedagogis dan manajerial yang memadai karena Kepala Sekolah Rakyat ideal harus memahami prinsip-prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa, metode pembelajaran aktif, serta pendekatan kontekstual yang sesuai dengan latar belakang sosial dan budaya peserta didik. Di samping itu, kemampuan dalam mengelola sumber daya, baik manusia maupun non-manusia, menjadi penting agar Sekolah Rakyat tetap berjalan dengan efektif meskipun sering kali dengan keterbatasan sarana. Ia juga harus piawai dalam membangun kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk relawan, donatur, LSM, dan pemerintah daerah.
Keempat, Dr. Iswadi menyebut bahwa integritas moral dan keteladanan merupakan kriteria yang tidak bisa ditawar. Kepala Sekolah Rakyat adalah figur yang dilihat dan diteladani oleh siswa, guru, dan masyarakat. Ia harus menunjukkan konsistensi antara ucapan dan tindakan, bersikap jujur, adil, serta mampu menjaga amanah yang diberikan. Keteladanan ini bukan hanya dalam konteks etika pribadi, tetapi juga dalam bagaimana ia memperjuangkan nilai-nilai luhur dalam pendidikan, seperti gotong royong, kemandirian, dan cinta tanah air.
Kelima, kepala Sekolah Rakyat ideal juga harus memiliki kemampuan komunikasi dan interaksi sosial yang baik karena Dalam lingkungan yang sangat plural dan penuh tantangan, seorang pemimpin pendidikan harus mampu membangun dialog yang konstruktif dengan berbagai pihak. Ia harus bisa menjadi jembatan antara sekolah dan masyarakat, menjalin kemitraan strategis, serta merespons masukan dan kritik dengan terbuka. Kemampuan mendengar secara empatik menjadi kunci untuk menciptakan atmosfer sekolah yang inklusif dan partisipatif. (red/rizal jibro).
Keempat, Dr. Iswadi menyebut bahwa integritas moral dan keteladanan merupakan kriteria yang tidak bisa ditawar. Kepala Sekolah Rakyat adalah figur yang dilihat dan diteladani oleh siswa, guru, dan masyarakat. Ia harus menunjukkan konsistensi antara ucapan dan tindakan, bersikap jujur, adil, serta mampu menjaga amanah yang diberikan. Keteladanan ini bukan hanya dalam konteks etika pribadi, tetapi juga dalam bagaimana ia memperjuangkan nilai-nilai luhur dalam pendidikan, seperti gotong royong, kemandirian, dan cinta tanah air.
Kelima, kepala Sekolah Rakyat ideal juga harus memiliki kemampuan komunikasi dan interaksi sosial yang baik karena Dalam lingkungan yang sangat plural dan penuh tantangan, seorang pemimpin pendidikan harus mampu membangun dialog yang konstruktif dengan berbagai pihak. Ia harus bisa menjadi jembatan antara sekolah dan masyarakat, menjalin kemitraan strategis, serta merespons masukan dan kritik dengan terbuka. Kemampuan mendengar secara empatik menjadi kunci untuk menciptakan atmosfer sekolah yang inklusif dan partisipatif. (red/rizal jibro).
Post a Comment