/> Hubungan Trump-Netanyahu Dalam Retak, Keduanya Saling Frustrasi

Hubungan Trump-Netanyahu Dalam Retak, Keduanya Saling Frustrasi


 

Hubungan Presiden AS Donald Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan retak. Keduanya saling frustrasi terkait Iran, Gaza, dan Houthi. Foto/Anadolu

 TEL AVIV, newsataloen.com  - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menjauh dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, menandakan retaknya hubungan kedua pemimpin yang terkenal bersekutu tersebut.

Menurut laporan NBC News, perpecahan di antara mereka semakin dalam mengenai Iran, Gaza, dan Yaman. Mengutip pejabat AS dan Timur Tengah yang memahami masalah tersebut, NBC News melaporkan bahwa Trump baru-baru ini membuat dua pernyataan publik yang membuat Netanyahu khawatir, terutama pernyataannya bahwa dia belum memutuskan apakah Iran akan diizinkan untuk memperkaya uranium sebagai bagian dari kesepakatan nuklir baru yang potensial. Pihak Netanyahu juga merasa frustrasi dengan langkah Trump. 

Menurut laporan NBC News, Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer menyampaikan rasa frustrasi PM Netanyahu secara langsung kepada utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, selama pertemuan di Gedung Putih. Lebih lanjut, laporan itu menyebutkan bahwa Netanyahu juga kecewa dengan pergeseran sikap Trump yang lebih luas ke arah diplomasi atas konfrontasi dengan Iran.

Seorang pejabat Israel mengatakan Netanyahu berharap untuk mendapatkan dukungan Amerika untuk kemungkinan serangan militer Israel terhadap infrastruktur nuklir Iran selama kunjungan ke Gedung Putih bulan lalu.

 Sebaliknya, Trump dilaporkan memberi tahu Netanyahu bahwa dia terbuka untuk negosiasi langsung dengan Iran—sebuah posisi yang secara pribadi dikesampingkan Netanyahu sebagai "tindakan buang-buang waktu". Laporan tersebut menggambarkan meningkatnya kekhawatiran Israel bahwa AS meninggalkan pendekatan garis kerasnya terhadap Iran.

 Para pejabat Israel telah memperingatkan bahwa kesepakatan apa pun yang memungkinkan pengayaan uranium oleh Iran tidak dapat diterima, dengan alasan bahwa Teheran telah melemah dan sekarang adalah saatnya untuk menghilangkan kemampuan nuklirnya. Mereka khawatir bahwa pembicaraan diplomatik dapat menutup peluang tersebut. Masalah Gaza juga telah muncul sebagai titik api lainnya dari retaknya hubungan Trump dan Netanyahu.

NBC News mengutip Pejabat Amerika yang mengatakan Trump frustrasi dengan keputusan Israel untuk melancarkan serangan baru ke Gaza, yang menurutnya akan merusak rencana pemerintahannya untuk merehabilitasi wilayah tersebut. Trump dilaporkan menyebut kampanye pengeboman Israel tersebut sebagai "usaha yang sia-sia" yang akan membuat rekonstruksi lebih sulit. Area pertikaian ketiga mereka berpusat pada Yaman. 

Menurut NBC News, Netanyahu terkejut ketika Trump mengumumkan bahwa AS akan menghentikan operasi militer terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran setelah mereka setuju untuk berhenti menyerang jalur pelayaran Laut Merah. Pengumuman itu datang beberapa jam setelah Israel melakukan serangan besar di bandara Sanaa, menyusul serangan rudal Houthi yang mendarat di dekat Bandara Internasional Ben Gurion.

Ketegangan yang dilaporkan terjadi di tengah tanda-tanda yang lebih luas dari pergeseran kebijakan regional AS. Para pejabat Israel sangat terganggu oleh laporan Reuters minggu lalu yang mengatakan Trump tidak lagi mengondisikan kerja sama nuklir dengan Arab Saudi pada normalisasi dengan Israel—pilar strategi AS sebelumnya di wilayah tersebut. (Sindow).





Post a Comment

Previous Post Next Post