Jakarta, newsataloen com-Akademisi yang juga Politisi muda berdarah Aceh memuji keberhasilan Indonesia menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi.
Keberhasilan itu tercermin pada kekuatan kinerja makroekonomi, respons kebijakan yang tegas dan menyeluruh, yang mencakup paket kebijakan yang tertuang dalam
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), kebijakan moneter yang akomodatif, dan upaya di sektor keuangan untuk mendorong kredit.kita menyampaikan apresiasi dan respon positif terhadap berbagai kebijakan yang ditempuh.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto dan langkah-langkah penyelamatan ekonomi yang diambil pemerintahan melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Sudah sangat tepat,Ia mengatakan, pemerintah telah memahami betul jika ekonomi Indonesia ditopang oleh sektor konsumsi. Sehingga, bantuan yang diberikan kepada masyarakat, seperti Kartu Prakerja hingga bantuan langsung tunai (BLT) untuk pekerja bergaji di bawah Rp. 5 juta yang terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan.
Mampu meningkatkan konsumsi masyarakat. “Kalau tahun ini pertumbuhan ekonomi bisa empat persen, maka pertumbuhan ekonomi kita sudah seperti dulu lagi. Dan, besok-besok mungkin sudah bisa nol persen dan pemerintah saya rasa berhasil karena pattern-nya sudah ketemu,”.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI), yang juga merupakan eks Ketua Relawan Jokowi-JK Provinsi Aceh, Dr. Iswadi, M. Pd. kepada wartawan, Minggu (19/6/2022) di Jakarta, kepada tim media ini.
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini mengatakan Karena perekonomian kita ‘growth by consumption’. Cara menyelesaikannya dengan konsumsi, maka tidak heran jika kemudian kemarin sejak Agustus pemerintah menggelontorkan dana yang banyak,” ujarnya.
Bad time make good policies
Selain memberikan Apresiasi Iswadi juga memberikan masukan kepada pemerintah. Ia menuturkan pemerintah perlu belajar dari teknokrat pada masa orde baru (orba) yang mengatakan pada kondisi terburuk sekalipun pemerintah harus mampu mengambil kebijakan yang bagus.
Hal ini sejalan dengan optimismenya terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2021. Ia mengatakan berdasar karakter perekonomian Indonesia, maka yang patut dijaga adalah daya beli masyarakat untuk meningkatkan konsumsi.
Pembina Yayasan Al-Mubarrak Fil-Ilmi tersebut tersebut, mengatakan Selain itu, pemerintah perlu memperhatikan pula barang-barang kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan akses yang mudah dan murah.
Masyarakat tidak perlu panik menghadapi situasi. Dan, harus percaya dengan kerja-kerja pemerintah dalam menangani resesi ini,” tambah Putra kelahiran Desa Mesjid Laweueng, Pidie Aceh tersebut.
Iswadi juga mengingatkan pemerintah akan pertarungan antara kementerian dengan lembaga, yang dalam hal ini adalah Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ia meminta wacana BI yang dikabarkan akan dikendalikan pemerintah dan peran dan fungsi OJK ditarik ke BI untuk ditunda sementara sampai perekonomian Indonesia benar-benar bebas dari dampak pandemi Covid-19.
Alasannya, saat ini Kemenkeu, BI, OJK, ditambah dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sedang bahu-membahu mengatasi krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.
Tentang rencana perubahan BI ditarik ke pemerintah dan OJK ditarik ke BI, menurut saya itu bad policies. Kalau mau diubah 2-3 tahun setelah Covid-19 selesai. Karena masa peralihan dulu ketika BI ke OJK butuh dua tahun. Saya khawatir juga begitu. Saya harap bisa menahan diri dalam situasi seperti hari ini.(rizal jibro).
Post a Comment