Jakarta, newsataloen.com - Dr. Iswadi, seorang akademisi yang dikenal kritis dan penuh integritas, secara tegas menyatakan dukungannya terhadap Presiden Prabowo Subianto dalam langkah untuk memberantas mafia minyak dan gas (migas).
Bagi Dr. Iswadi, Jum'at (10/10/2025) dukungan ini bukanlah sekadar afiliasi politik, melainkan sebuah panggilan moral dan patriotik upaya untuk menyelamatkan masa depan bangsa dari penjajahan korupsi yang menggerogoti sendi sendi pemerintahan dan kestabilan energi nasional.
Dukungan Dr. Iswadi muncul bukan tanpa pertimbangan. Ia menyadari bahwa mafia migas selama ini telah beroperasi dengan cara cara yang sistemik dan terstruktur, merugikan negara dalam skala yang sangat besar. Praktik manipulasi import, markup yang tidak wajar, kolusi antara oknum pengusaha dan pejabat negara, serta penyalahgunaan wewenang di lingkup BUMN migas, menjadi jaringan kejahatan yang sulit diungkap tanpa keberanian eksekutif negara.
Di hadapan fakta ini, Dr. Iswadi melihat bahwa hanya seorang pemimpin dengan kemauan keras dan dukungan institusional yang memadai yang mampu menghadapi tantangan tersebut.
Menurut Dr. Iswadi, Presiden Prabowo selama masa jabatannya sudah memperlihatkan sinyal kuat bahwa komitmen terhadap pemberantasan korupsi termasuk di sektor strategis seperti migas adalah prioritas.
Langkah langkah penguatan lembaga penegak hukum, digitalisasi sistem pengelolaan anggaran negara, reformasi birokrasi, dan transparansi dalam pengadaan serta audit internal, menurut Dr. Iswadi, adalah fondasi yang harus terus diperkuat agar pemberantasan mafia migas tidak sekadar menjadi slogan, melainkan kenyataan. Pernyataan ini sejalan dengan sikap Dr. Iswadi bahwa keberhasilan pemerintah dalam melawan korupsi akan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi publik dan mengikis budaya impunitas.
Dalam pandangannya, dukungan publik intelektual seperti dirinya mempunyai peran ganda. Di satu sisi, ia ingin mempertegas bahwa usaha pemberantasan korupsi bukan monopoli eksekutif dan aparat di sisi lain, ia ingin mengingatkan bahwa kritik konstruktif tetap penting agar penguasa tidak salah langkah. Oleh karena itu, dukungan Dr. Iswadi terhadap Presiden Prabowo disertai catatan bahwa pengawasan dari masyarakat sipil, media, lembaga pendidikan, hingga komunitas professional harus berjalan bersama. Tanpa kontrol bersama, kekuasaan tunggal tanpa akuntabilitas sangat rentan disalahgunakan.
Dr. Iswadi juga tak lepas dari aspek pendidikan karakter antikorupsi. Menurutnya, kampus, sekolah, dan lembaga pendidikan tinggi tidak boleh hanya mencetak lulusan teknokrat, tetapi juga mereproduksi manusia bermoral yang memiliki kesadaran publik tinggi. Jika budaya antikorupsi tak ditanam sejak usia muda, maka upaya pemberantasan mafia migas dan korupsi struktural akan berhadapan dengan hambatan besar dalam jangka panjang.
Maka dari itu, Dr. Iswadi menyerukan agar kurikulum pendidikan nasional memasukkan nilai nilai integritas, etika publik, serta literasi antikorupsi.
Lebih jauh lagi, Dr. Iswadi mewaspadai kemungkinan bahwa mafia migas tidak akan menyerah begitu saja. Dalam narasi publiknya, ia menyoroti risiko bahwa kelompok yang telah mendapat keuntungan dari praktik-praktik gelap akan melakukan perlawanan, baik lewat tekanan politik, manipulasi media, hingga serangan balik terhadap upaya reformasi.
Ia pun menegaskan bahwa Presiden Prabowo harus didukung secara menyeluruh—dari kabinet, legislatif, lembaga penegak hukum, hingga partisipasi aktif rakyat agar agenda bersih-bersih tidak tereduksi oleh kepentingan kekuasaan. Dalam konteks ini, dukungan moral dan intelektual seperti yang diberikan Dr. Iswadi menjadi semacam jangkar moral terhadap upaya-upaya pemberantasan tersebut.
Di tingkat retorika publik, Dr. Iswadi kerap menggunakan analogi bahwa mafia migas adalah virus laten yang merusak tubuh negara dari dalam meski sulit dideteksi, efeknya menyebar ke seluruh sistem anggaran negara bocor, subsidi boros. (rel/rizal jibro).

Post a Comment