Kegiatan yang berlangsung Sabtu, 24 Mei 2025, mengusung tema Sinergi dan Komitmen Akademisi Universitas Pertahanan RI bersama Universitas Esa Unggul dalam Pengabdian Nyata untuk Mendukung Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Pelatihan ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat, yang menjadi salah satu wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dan keterampilan praktis kepada masyarakat agar mampu menyampaikan pesan-pesan kesehatan melalui berbagai platform digital secara efektif. Para peserta yang hadir berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari kader posyandu, pengurus karang taruna, guru PAUD, hingga relawan kesehatan.Jumlah peserta mencapai sekitar 150 orang yang mengikuti pelatihan dengan antusias.
Tim pelaksana pelatihan terdiri dari dosen-dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, yakni Dr. Ayu Larasati, S.Sos., M.I.Kom, Dr. Iswadi, M.Pd., dan Dr. Juandanilsyah, S.E., M.A.,serta tim dosen dari Program Doktor (S3) bidang kesehatan Universitas Pertahanan, yaitu Dr. Guntur Eko, Dr. Joni Wijayanto, dan Katerine. Kolaborasi antar dua institusi ini bertujuan untuk menciptakan pendekatan yang lebih komprehensif dan aplikatif, menggabungkan aspek komunikasi dengan substansi kesehatan yang relevan.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Dr. Erna Febriani, S.Si., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa komunikasi digital bukan sekadar soal penggunaan media sosial atau aplikasi pesan singkat. Lebih dari itu, komunikasi digital mencakup kemampuan memahami audiens, menyusun pesan yang informatif dan persuasif, serta memilih saluran komunikasi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik penerima pesan.
Ia berharap pelatihan ini dapat memberdayakan masyarakat agar mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing, khususnya dalam menyampaikan informasi kesehatan yang valid dan bertanggung jawab.
Pelatihan ini mencakup tiga sesi utama yang saling melengkapi. Pada sesi pertama, peserta diajak untuk memahami dasar-dasar komunikasi kesehatan serta pentingnya literasi digital di tengah maraknya penyebaran informasi yang belum terverifikasi, seperti hoaks kesehatan. Sesi ini memberikan landasan teoritis yang kuat agar peserta menyadari pentingnya menyaring dan menyampaikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Memasuki sesi kedua, peserta diajarkan keterampilan praktis dalam membuat konten edukatif yang menarik. Mereka diperkenalkan dengan berbagai aplikasi digital yang mudah digunakan, seperti Canva, untuk membuat infografis, video pendek, hingga caption edukatif yang dapat dibagikan melalui media sosial. Pelatihan ini tidak hanya menekankan kreativitas visual, tetapi juga kejelasan pesan dan pemahaman audiens sasaran.
Pada sesi terakhir, fokus diberikan pada strategi penyebaran konten melalui berbagai platform digital seperti Instagram, Facebook, WhatsApp, dan TikTok. Peserta berdiskusi mengenai karakteristik setiap platform dan bagaimana menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan audiens masing-masing. Simulasi kampanye digital sederhana juga dilakukan untuk memberikan gambaran langsung kepada peserta bagaimana mengimplementasikan ilmu yang telah didapat dalam lingkungan nyata mereka. (rls/rj).
Pelatihan ini mencakup tiga sesi utama yang saling melengkapi. Pada sesi pertama, peserta diajak untuk memahami dasar-dasar komunikasi kesehatan serta pentingnya literasi digital di tengah maraknya penyebaran informasi yang belum terverifikasi, seperti hoaks kesehatan. Sesi ini memberikan landasan teoritis yang kuat agar peserta menyadari pentingnya menyaring dan menyampaikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Memasuki sesi kedua, peserta diajarkan keterampilan praktis dalam membuat konten edukatif yang menarik. Mereka diperkenalkan dengan berbagai aplikasi digital yang mudah digunakan, seperti Canva, untuk membuat infografis, video pendek, hingga caption edukatif yang dapat dibagikan melalui media sosial. Pelatihan ini tidak hanya menekankan kreativitas visual, tetapi juga kejelasan pesan dan pemahaman audiens sasaran.
Pada sesi terakhir, fokus diberikan pada strategi penyebaran konten melalui berbagai platform digital seperti Instagram, Facebook, WhatsApp, dan TikTok. Peserta berdiskusi mengenai karakteristik setiap platform dan bagaimana menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan audiens masing-masing. Simulasi kampanye digital sederhana juga dilakukan untuk memberikan gambaran langsung kepada peserta bagaimana mengimplementasikan ilmu yang telah didapat dalam lingkungan nyata mereka. (rls/rj).
Post a Comment